Gaya Busana Aneh tahun 1990-an
Celana jeans wide-leg, bahasa sehari-hari disebut celana baggy, adalah gaya pakaian yang populer dari awal 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Merek klasik jeans wide-leg gaya “hip-hop” berasal dari JNCO yang berbasis di Los Angeles (“Judge None Choose One”), meskipun perusahaan pakaian berorientasi remaja dan etnis lainnya juga memproduksinya.
j/t: vintag.es
Pada 1980-an, baggy jeans memasuki mode mainstream sebagai celana Hammer dan celana parasut yang dikenakan oleh rapper untuk memfasilitasi breakdance. Pada tahun 1990-an jeans ini menjadi lebih longgar dan dipakai oleh skater, hardcore punk, raver dan rapper untuk membedakan diri mereka dari jeans skintight acid wash drainpipe yang dikenakan oleh metalheads. Mereka sebagian besar merupakan tren bawah tanah di awal 1990-an, tetapi populer di pertengahan 1990-an.
Baggy jeans sangat populer bersama dengan baggy bondage pants selama era nu metal yang berlangsung dari akhir 1990-an hingga awal hingga pertengahan 2000-an. Mereka terus menjadi populer di tahun 2000-an, tetapi pada tahun 2003 jeans baggy mulai digantikan oleh jeans boot-cut dan celana panjang di kalangan pria kulit putih. Namun, mereka terus populer di kalangan pria Afrika-Amerika dan Latin sepanjang pertengahan 2000-an hingga sekitar 2008.
Jeans dan celana wide-leg setidaknya memiliki lingkar 20 inci di bagian ujungnya. Jeans wide-leg berbeda dari bell-bottom karena seluruh panjang kaki memiliki lingkar yang besar sedangkan jeans flare atau bell-bottom menjadi lebih lebar di bawah lutut. Jeans super wide-leg memiliki lingkar di ujung 23” hingga 26”; sedangkan jeans wide-leg ekstrim selebar 50”.
(Dikunjungi 1 kali, 1 kunjungan hari ini)
(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&appId=1521032898120611&version=v2.0”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
(function(d){
var js, id = ‘facebook-jssdk’, ref = d.getElementsByTagName(‘script’)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(‘script’); js.id = id; js.async = true;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/all.js”;
ref.parentNode.insertBefore(js, ref);
}(document));
/*=====================*/
(function() {
var po = document.createElement(“script”); po.type = “text/javascript”;
po.async = true;
po.src = “https://apis.google.com/js/plusone.js?publisherid=116390727576595561749”;
var s = document.getElementsByTagName(“script”)[0]; s.parentNode.insertBefore(po, s);
})();
/*=====================*/
!function(e,n,t){var o,c=e.getElementsByTagName(n)[0];e.getElementById
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&appId=1521032898120611&version=v2.0”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
Source link